TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan pengadaan vaksin Covid-19 membutuhkan biaya sekitar US$ 4,5 miliar atau Rp 65,9 triliun (kurs Rp 14.664). Biaya itu digelontorkan untuk pembelian 320-380 juta dosis vaksin covid-19 bagi 290 juta penduduk.
"Kalau harganya US$ 15 per vaksin, jadi anggap aja sudah US$ 4,5 miliar. Belum lagi jarum suntiknya kan musti ada juga segitu banyak. Lalu belum tenaga kerjanya," kata Erick dalam diskusi virtual bersama Kumparan, Jumat, 7 Agustus 2020.
Produksi vaksin kini tengah disiapkan oleh perusahaan pelat merah, Bio Farma, yang bekerja sama dengan Sinovac Biotech, perusahaan asal Cina. Vaksin Covid-19 itu sedang melalui uji klinis tahap ketiga dan seandainya lolos, proses imunisasi akan dilaksanakan mulai Januari atau Februari 2021.
Terkait anggaran pengadaan vaksin, Erick menyebut telah merundingkannya dengan Kementerian Kesehatan. Saat ini, Kementerian Kesehatan memiliki sisa anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 24,8 miliar yang bakal dialokasikan sebagai uang muka atau down payment pembelian vaksin.
Sejauh ini, pembelian masih dilakukan sembari menunggu pengembangan vaksin merah-putih yang sedang diteliti Kementerian Riset dan Teknologi.